Biasanya, seseorang hanya membutuhkan beberapa detik untuk memutuskan aplikasi mana yang akan diunduh. Per November 2022, ada 5,6 juta aplikasi handphone, dan itu baru total gabungan di Google Play Store dan Apple App Store saja. Bisa kita bayangkan, banyaknya aplikasi yang tersedia tentu meningkatkan persaingan dalam mendapatkan perhatian user.
Jadi, di situasi pasar yang jenuh saat ini, apa yang diperlukan untuk sukses mengembangkan aplikasi seluler? Meskipun persaingan di pasar aplikasi tinggi, kegagalan tidak selalu disebabkan oleh saturasi pasar. Dalam kebanyakan kasus, pasti ada faktor lain yang berkontribusi.
Nah, artikel ini akan menguraikan enam alasan umum mengapa aplikasi gagal dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan sehingga Anda dapat menyesuaikan strategi untuk memenuhi sasaran bisnis dan produk secara efektif.
Mengapa Aplikasi Gagal
99,5% consumer app berakhir dengan kegagalan. Mari kita lihat lebih dalam mengapa aplikasi mobile ini gagal.
Riset Market & Audience yang Buruk
Developer seringkali terlalu berpikir positif bahwa pengguna akan menyukai aplikasi Anda, tetapi dapatkah Anda memvalidasi asumsi tersebut? Terlalu berpikir positif pun bisa berakibat negatif. Jauh sebelum Anda mulai membangun aplikasi, penting untuk memiliki pemahaman mendalam tentang target audiens produk Anda. Riset audiens tidak hanya diperlukan untuk mengembangkan aplikasi yang memenuhi kebutuhan pengguna tertentu, tetapi juga membantu Anda mengembangkan marketing campaign yang akan menarik pengguna. Jadi, strategi peluncuran aplikasi yang sukses didasarkan pada riset market & audience yang komprehensif.
Kurangnya Orisinalitas
Alasan lainnya yaitu Google Play Store dan Apple App Store dibanjiri aplikasi yang saling menduplikat sehingga para pengguna tidak bisa merasakan orisinalitas dari suatu aplikasi. Sedangkan, kalo kita perhatikan, aplikasi mobile yang sukses selalu memiliki unique value proposition.
Riset kompetitif akan membantu mengungkapkan kekuatan dan kelemahan pesaing Anda untuk menentukan keunggulan kompetitif atau nilai unggul Anda sendiri. Membuat aplikasi yang menawarkan fitur yang sama dengan pesaing Anda tidak akan membantu Anda memenangkan hati pengguna. Unique value proposition (UVP) adalah langkah pertama yang perlu Anda pertimbangkan untuk mengoptimalkan loyalitas pengguna dan kesuksesan bisnis secara keseluruhan.
Pembuatan prototype aplikasi seluler adalah metode tepat untuk membuat UVP. Menguji produk seluler dengan prototype sangat penting untuk desain dan pengembangan yang berpusat pada pengguna. Seringkali proses prototyping akan mengungkap ide-ide baru dan memastikan arah terbaik yang harus diambil selama pengembangan. Mengembangkan prototype adalah aktivitas siklus di mana tim produk terus meninjau dan menyempurnakan konsep produk, kembali ke awal proses beberapa kali hingga konsep memenuhi tujuan bisnis dan kebutuhan pengguna. Secara keseluruhan, proses membantu mengidentifikasi dan memperbaiki masalah lebih awal, dan tentunya jauh lebih murah untuk melakukan perubahan daripada menemui kecacatan di saat aplikasi sudah diluncurkan.
Baca Juga Tentang Efek Merugikan dari Teknologi Pada Komunikasi
Salah Memilih Platform
Bisa dibilang Android dan iOS (serta platform lainnya) memiliki panduan interface yang sangat intuitif. Meskipun demikian, mereka beroperasi dengan cara yang berbeda dan menarik kelompok pengguna yang berbeda.
Pemilihan tipe gadget seseorang pun dapat memberikan informasi berguna yang bisa Anda pertimbangkan dalam proses membangun aplikasi Anda. Misalnya, pengguna iOS biasanya memiliki pendapatan dan pendidikan yang lebih tinggi daripada pengguna Android. Informasi ini sendiri dapat memengaruhi keputusan Anda dalam membuat strategi monetisasi produk. Jika strategi Anda mengandalkan pembelian dalam aplikasi, iOS mungkin merupakan platform yang paling menguntungkan; namun, jika Anda berencana memonetisasi melalui penempatan iklan, Android mungkin lebih baik. Ingat, tujuan utama dari setiap aplikasi seluler adalah untuk memberikan solusi kepada pengguna untuk masalah tertentu yang mereka hadapi. Tanpa pemahaman yang kuat tentang bagaimana perilaku pengguna di tiap OS, Anda akan kesulitan mengembangkan aplikasi yang memenuhi kebutuhan khusus kelompok target pengguna Anda.
Saat mengembangkan aplikasi untuk berbagai platform, penting untuk membangun dengan mempertimbangkan perbedaan platform. Frustrasi yang dirasakan pengguna ketika menggunakan suatu aplikasi yang lemot, bug, atau error adalah alasan umum lainnya mengapa aplikasi gagal. Contohnya, pengguna menjadi frustrasi ketika sebuah aplikasi berfungsi di iPhone mereka, tetapi tidak di iPad mereka. Dengan rata-rata pengguna membutuhkan waktu kurang dari satu menit untuk memutuskan apakah suatu aplikasi layak digunakan atau tidak, sedikit gangguan pada aplikasi bisa menjadi ancaman.
User Experience yang Buruk
User experience yang buruk adalah salah satu alasan terbesar mengapa aplikasi gagal. Ada banyak komponen yang terlibat dalam pembuatan aplikasi untuk menawarkan pengalaman pengguna yang luar biasa. Beberapa contoh dari user experience yang buruk meliputi:
- Masalah kinerja aplikasi (lag atau bug)
- Waktu muat yang lama (slow loading)
- Proses pendaftaran yang panjang/ribet
- Fitur yang sulit diakses
Semua aplikasi mobile yang sukses memiliki satu kesamaan: yaitu menguntungkan pengguna. Jika pengguna berniat menggunakan aplikasi berulang kali, bisa dipastikan produk tersebut berguna dan menawarkan banyak nilai. Membuat UX yang luar biasa melibatkan melatih pemikiran desain dan membangun pemahaman yang luas tentang demografi target pengguna dan kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi.
Pengujian Aplikasi Seluler yang Tidak Tepat
Meskipun jarang aplikasi diluncurkan tanpa bug minor, berinvestasi di QA sebelum peluncuran membantu Anda memastikan tidak ada masalah besar. Jika sebuah aplikasi tidak diuji dengan benar, bisa dipastikan aplikasi Anda penuh dengan bug yang memengaruhi pengalaman pengguna dan cenderung crash. Satu crash sudah lebih dari cukup untuk menghentikan pengguna menggunakannya lagi. Faktanya, ulasan negatif yang paling umum di app store yaitu terkait dengan aplikasi yang crash. Pengujian aplikasi harus dilakukan secara menyeluruh, dengan proses yang terdokumentasi, untuk memastikan bahwa aplikasi Anda siap dipasarkan. Di mobile app market saat ini, tidak butuh waktu lama bagi pengguna untuk menilai produk yang mereka unduh. Pengguna memiliki ekspektasi yang sangat tinggi terhadap kualitas, fungsi, dan kinerja aplikasi seluler. Kecil kemungkinan Anda akan mendapatkan kesempatan kedua jika Anda gagal mengesankan pengguna untuk pertama kalinya.
Peluncuran Aplikasi Seluler yang Dieksekusi dengan Buruk
Seringkali, aplikasi gagal atau berhasil dipengaruhi peluncurannya. Strategi peluncuran aplikasi memiliki dampak yang signifikan dalam memperoleh dan mempertahankan pengguna; hal ini merupakan upaya pemasaran yang membutuhkan penelitian ekstensif dan pekerjaan berkelanjutan untuk melihat hasilnya. Untuk meningkatkan peluang sukses Anda, harus ada marketing plan yang matang untuk memastikan bahwa setiap langkah dibuat dan dilaksanakan dengan benar pada waktu yang tepat.
Jika Anda ingin aplikasi Anda memiliki tingkat unduhan dan retensi pengguna yang tinggi, aplikasi harus memberikan kesan pertama yang baik dalam beberapa hari pertama sebelum launching. Ini adalah waktu yang kritis untuk fokus menyoroti nilai aplikasi untuk mengoptimalkan proses orientasi. Jika Anda tidak membuat pengguna baru terkesan dengan cepat, kemungkinan besar Anda akan kehilangan minat mereka
Peluncuran aplikasi seluler bukanlah acara satu kali. Akan selalu ada ruang untuk perbaikan yang membuat peluncuran aplikasi seluler menjadi proses siklus yang memerlukan penilaian ulang karena permintaan pasar berubah. Aplikasi seluler yang baru diluncurkan harus diperbarui dan diluncurkan kembali secara berkala agar pengguna tetap terlibat melalui pembaruan dan fitur baru.
Performa aplikasi bergantung pada banyak faktor dari persaingan, anggaran marketing, hingga keberuntungan belaka. Namun di luar faktor-faktor ini, riset yang buruk dan proses eksekusi yang buruk adalah alasan umum mengapa aplikasi gagal saat diluncurkan. Memfokuskan effort pada riset pasar dan audiens, dan quality assurance testing menyeluruh dapat menjadi pembeda antara kegagalan dan keberhasilan dalam proses pengembangan aplikasi seluler Anda.