Di bidang UI/UX design, UX writer memainkan peran penting dalam membentuk user experience secara keseluruhan dengan menyediakan komunikasi yang jelas dan efektif dalam user interface atau antarmuka pengguna. UX writing yang juga dikenal sebagai penulisan user experience atau mikrokopi, mengacu pada praktik pembuatan teks yang jelas, ringkas, dan berpusat pada user. Kepenulisan dalam UX writing antara lain kata, frasa, dan kata-kata instruksi yang menuntun user melalui produk digitalnya seperti situs web, aplikasi, dan produk digital.
Dalam UI/UX, UX writer berfokus pada menciptakan user experience yang mulus dengan menggunakan bahasa secara efektif. Mereka bekerja sama dengan desainer, pengembang, dan pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan keselarasan tulisan dengan tujuan user experience secara keseluruhan. Mereka menggunakan bahasa yang mudah dipahami, empatik, dan sesuai dengan kepribadian dan gaya komunikasi brand.
Peran UX Writer dalam User Experience (UX)
UX writer memainkan peran penting dalam membentuk pengalaman pengguna secara keseluruhan. Tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga menciptakan dialog yang bermakna antara pengguna dan antarmuka. Tujuan utama dari UX writing adalah menyampaikan konten yang relevan dan ringkas, dengan mempertimbangkan konteks, tujuan pengguna, dan emosi mereka. Hal ini membantu pengguna melalui pengalaman mereka di web atau aplikasi, mengurangi perbedaan, dan meningkatkan tingkat keterlibatan. UX writer berkontribusi pada kegunaan dan aksesibilitas produk dengan membuat label, teks tombol, pesan kesalahan, tooltips, alur onboarding, dan elemen tekstual lainnya yang membimbing pengguna dalam mencapai tujuan mereka.
Baca juga tentang: Kenapa Perusahaan anda Membutuhkan UI/UX
1. Prinsip Utama UX Writer dalam UI/UX
- Kejelasan: Sebagai seorang UX writer harus bisa membuat UX yang jelas dan mudah dipahami, menggunakan bahasa yang sederhana dan menghindari jargon atau istilah yang rumit. Serta mampu mengkomunikasikan informasi dengan cepat dan efektif.
- Konsistensi: Bahasa dan nada yang konsisten di seluruh antarmuka menciptakan user expericence yang melekat. UX writer dapat menetapkan panduan gaya dan menjaga konsistensi dalam terminologi, tata bahasa, dan voice.
- Empati: Seorang UX writer harus berempati dengan kebutuhan, kekhawatiran, dan emosi pengguna. UX writing-nya harus dapat memberikan bimbingan, dukungan, dan kepastian.
- Ringkas: Harus ringkas dan to the point, menghindari kata-kata yang tidak perlu. User sering membaca konten dengan sekilas, jadi penting untuk menyampaikan pesan secara efisien.
- Actionability: Copy yang dibuat harus menginspirasi user untuk mengambil tindakan. Dengan menggunakan bahasa dan instruksi yang jelas membantu pengguna memahami apa yang harus dilakukan selanjutnya.
2. Praktik Terbaik UX Writer dalam UI/UX
- Kenali audiens Anda: Pahami target user, kebutuhan mereka, dan tingkat keakraban mereka dengan produk atau layanan Anda. Sesuaikan gaya dan nada penulisan agar sesuai dengan harapan mereka.
- Berkolaborasi dengan tim: Bekerja sama dengan desainer, developer/pengembang, dan pemangku kepentingan lainnya untuk menyelaraskan copy yang sudah dibuat dengan tujuan desain dan user experience. Libatkan UX writer di awal proses desain.
- Uji dan ulangi: Terus uji copy dari UX writing dengan user sungguhan untuk mengumpulkan feedback/umpan balik dan menyempurnakan penulisannya. A/B testing, wawancara user, dan pengujian kegunaan dapat membantu mengidentifikasi beberapa area yang bisa ditingkatkan.
- Berhati-hatilah dengan batasan ruang: Pertimbangkan batasan antarmuka, seperti jumlah karakter atau ruang layar, dan buat copy yang sesuai.
- Gunakan mikrokopi secara efektif: Mikrokopi mengacu pada potongan kecil teks yang digunakan di tombol (buttons), keterangan alat (tooltips), pesan kesalahan (error messages), dan pemberitahuan (notifications). Perhatikan mikrokopi karena sering memengaruhi keputusan dan tindakan user selanjutnya.
3. Sumber untuk Mempelajari UX Writing
- Buku: “Microcopy: The Complete Guide” oleh Kinneret Yifrah, “Writing Is Designing” oleh Michael J. Metts dan Andy Welfle, “Letting Go of the Words” oleh Ginny Redish.
- Kursus Online: “UX Writing Fundamentals” di UX Writing Hub, “The UX Writing Course” di UX Writers Collective, “Writing for Designers” di LinkedIn Learning.
- Komunitas: Bergabunglah dengan komunitas dan forum online tempat UX writer berbagi ilmu dan teknik terbaik. Beberapa komunitas populer termasuk UX Writing Hub, UX Writers Collective, dan Write the Docs.
- Blog dan Buletin: Ikuti blog UX writing dan berlangganan buletin seperti UX Collective, Nielsen Norman Group, dan UX Writing Hub untuk update dengan ilmu UX writing yang berharga.
Baca juga: 5 Strategi Desain UI/UX Yang Akan Meningkatkan Bisnis Anda